Masa kecil Jennaira jauh dari kata bahagia. Sejak lahir, Jennaira harus akrab dengan alat-alat medis. Ia mengalami infeksi pada paru-parunya dan kini harus kembali ke ruang intensif akibat sesak nafas. Selang oksigen terpasang menopang hidupnya, tanpa asupan oksigen, Jennaira bisa meregang nyawa. Ayahnya, Pak Sutomo, harus mencari puluhan juta untuk biaya perawatan intensif hanya dengan mengandalkan upah sebagai buruh tani sebesar Rp 80 ribu per hari.
Perjuangan Jennaira dimulai sejak lahir. Tarikan nafas pertamanya sesak dan tangisnya lemah. Belum sempat dipeluk oleh ayah dan ibunya, ia harus langsung masuk NICU. Akibat infeksi pada paru-parunya, ratusan bakteri masuk dan menginfeksi organ-organ dalam Jennaira. Pak Sutomo dan Bu Sukarti masih trauma melihat anaknya diliputi belasan selang dan alat bantu. Kini, Jennaira kembali harus masuk ruang intensif.
Selang oksigen dipasang di hidungnya. Tubuhnya terus menangis, seolah menolak keadaan ini. Sang ayah, Pak Sutomo, bekerja keras di bawah terik matahari untuk mengupayakan biaya pengobatan Jennaira di rumah sakit. Namun, biaya perawatan dan terapi intensif mencapai puluhan juta. Pak Sutomo hanya bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan yang sangat terbatas.
#OrangBaik, masa depan Jennaira masih panjang. Namun, ia tidak mungkin selamanya hidup disiksa rasa sakit akibat sesak nafas yang telah menjadi bagian dari hidupnya. Yuk kita bantu dan sisihkan rezeki untuknya dengan cara:
- Klik “Donasi Sekarang”
- Masukkan nominal donasi
- Pilih metode pembayaran (GO-PAY/Dompet Kebaikan/BCA/BNI/BNI Syariah/BRI/Mandiri/Kartu Kredit)
- Teman-teman akan mendapat laporan via email
- Klik Donasi https://kitabisa.com/campaign/kitabantujennaira
Mari kita bersama-sama meringankan beban Jennaira dan keluarganya, serta memberikan harapan baru untuk masa depannya.