Oleh : dr. Mutia Farah Fawziah DF, Sp.A, MKes
Setiap kelompok usia anak rentan mengalami kekurangan zat besi. Menurut badan kesehatan dunia (WHO) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kelompok usia yang paling tinggi mengalami kekurangan zat besi adalah balita (0-5 tahun) sehingga kelompok usia ini menjadi prioritas pencegahan kekurangan zat besi (defisiensi besi). Prevalensi anemia defisiensi besi (ADB) pada anak balita di Indonesia sekitar 40-45%. Pada usia balita, kekurangan zat besi umumnya terjadi pada dua tahun awal kehidupan akibat rendahnya asupan zat besi melalui diet dan pertumbuhan yang cepat pada tahun pertama. Angka kejadian defisiensi besi lebih tinggi lagi pada bayi prematur (25-85%) dan bayi yang mengonsumsi ASI secara eksklusif tanpa suplementasi. Oleh karena itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia merekomendasikan suplementasi zat besi diberikan ke semua anak dengan prioritas usia balita (0-5 tahun), terutama usia 0-2 tahun.
Siapa saja yang butuh suplementasi zat besi?
Seperti telah disebutkan diatas, setiap kelompok usia anak rentan mengalami kekurangan zat besi sehingga perlunya diberikan suplementasi zat besi pada anak. Balita terutama pada usia 0-2 tahun menjadi sasaran utama awal pemberian suplementasi zat besi.
Kapan dimulai pemberian zat besi?
Bayi berat lahir rendah direkomendasikan mulai diberikan zat besi pada usia 4-8 minggu sedangkan bayi berat lahir cukup mulai diberikan pada usia 4 bulan – 6 bulan.
Sampai kapan pemberian zat besi diberikan?
Setiap kelompok usia anak rentan mengalami kekurangan zat besi, sehingga untuk daerah dengan angka anemia defisiensi besi yang tinggi, suplementasi besi dianjurkan sampai usia anak berakhir. Dosis yang diberikan berbeda-beda di tiap usia, dan waktu pemberian juga berbeda antara kelompok usia yang satu dengan yang lain. Pada kelompok usia anak dibawah 2 tahun, suplementasi besi diberikan mulai usia 6 bulan sampai usia 2 tahun dan diberikan setiap hari. Pada kelompok usia anak diatas 2 tahun, anak sekolah, dan remaja, suplementasi besi diberikan dengan waktu pemberian 2x seminggu selama 3 bulan berturut-turut tiap tahun dengan dosis yang berbeda-beda sesuai usia.
Apa dampak dari kekurangan zat besi pada anak?
Anemia defisiensi besi akan memberikan dampak yang negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, yaitu dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi. Selain itu, berkurangnya kandungan besi dalam tubuh juga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan organ tubuh akibat oksigenasi ke jaringan berkurang. Masalah yang paling utama yang ditimbulkan oleh defisiensi besi yang berlangsung lama adalah menurunkan daya konsentrasi dan prestasi belajar pada anak.
Dimana suplementasi besi dapat diberikan?
Pemberian suplementasi besi pada anak dapat dikonsulkan dengan mengunjungi poli kesehatan anak terdekat karena dosis suplementasi besi harus disesuaikan dengan usia dan berat badan anak.
Sumber: Rekomendasi IDAI. 2011. Suplementasi Besi Untuk Anak