Blitar, 3 Februari 2024 – Majelis Kesehatan PC Aisyiyah Sananwetan kota blitar menggelar acara sosialisasi mengenai pencegahan stunting pada anak dengan mengawal tumbuh kembang anak di TK ABA 4 Jalan dr. Sutomo Kota Blitar. Acara ini dihadiri oleh lebih dari 100 orang peserta yang terdiri dari anggota PC Aisyiyah, guru KB, PAUD, TK ABA 4, serta wali murid. Dalam acara ini, dilakukan penyuluhan mengenai stunting, nutrisi seimbang dan juga segala hal yang berkaitan dengan speech delay oleh dua pemateri yaitu Risma Wiji Utami S.Gz, ahli gizi di RS Islam Aminah Blitar dan Santika Yulia Rahmawati, S.Tr.Kes, seorang terapis.
Menurut Risma Wiji Utami S.Gz, stunting bukan hanya terjadi karena kekurangan nutrisi pada tubuh anak, tetapi juga banyak faktor lain yang mempengaruhi seperti infeksi dan lingkungan sosial. Namun, konsumsi gizi seimbang 1000 HPK menjadi faktor utama untuk mencegah stunting pada anak-anak. “Guru-guru dan orang tua perlu mengenal dan memperhatikan produk makanan yang kaya nutrisi bagi anak-anak seperti sayuran hijau, buah, ikan, dan kacang-kacangan,” ujar Risma dalam penyuluhan tersebut.
Lebih lanjut, Risma juga menjelaskan bagaimana gizi yang seimbang dapat memberikan dampak positif pada pertumbuhan dan perkembangan anak secara ideal, terutama pada bagian otak. Di usia 0-2 tahun, perkembangan otak sangat pesat sehingga membutuhkan nutrisi yang tercukupi. Ia menyarankan untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi selama 6 bulan pertama, hal ini sangat dianjurkan oleh dunia kesehatan. Setelah bayi mencapai usia 6 bulan, orang tua dapat memberikan MPASI yang terdiri dari sayuran hijau, buah-buahan, karbohidrat kompleks, dan protein hewani atau nabati.
Selanjutnya di sesi kedua, Santika Yulia Rahmawati S.Tr.Kes membahas mengenai tanda-tanda dan pencegahan speech delay pada anak. Speech delay dapat terjadi ketika anak sulit untuk berbicara atau mengucapkan kata-kata dengan jelas dan baik setelah mencapai usia yang seharusnya sudah bisa bicara. “Speech delay dapat terjadi pada anak-anak yang mengalami stunting, kurang berbicara dengan orang tua, kurang aktivitas fisik dan juga karena adanya gangguan pendengaran,” ujar Santika.
Rotasi aktivitas dan juga interaksi dengan orang tua menjadi salah satu faktor penting dalam mengembangkan kemampuan bicara pada anak. Santika menyarankan orang tua yang sedang mengalami masalah dengan speech delay anak untuk melakukan permainan yang bisa membantu tumbuh kembang baik belajar bicara. Beberapa permainan itu antara lain seperti mengenal warna, aksara hingga mengenal binatang dan buah-buahan yang ada di sekitar lingkungan rumah.
Acara sosialisasi ini diakhiri dengan sesi tanya-jawab dan pembagian door prize berupa alat tulis dari KL LAZISMU RS Islam Aminah Blitar kepada peserta yang hadir. Alat tulis tersebut diberikan untuk memotivasi serta membantu para orang tua dalam mengajari anak-anaknya. “Sangat mengapresiasi acara sosialisasi tentang pencegahan stunting ini, mengingat betapa banyak kasus stunting yang terjadi di Indonesia,” ungkap Nur Hidayati, ketua Majelis Paudasmen PCA Sananwetan.
Dengan adanya acara seperti ini, diharapkan akan menambah wawasan orang tua mengenai pentingnya gizi seimbang dalam perkembangan otak pada anak.
Defi Eko Saputri selaku Ketua Majelis Kesehatan PC Aisyiyah Sananwetan menegaskan bahwa kegiatan ini akan terus berkelanjutan.Defi Eko Saputri menyatakan bahwa tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk memberikan edukasi serta pemahaman mengenai pentingnya mengawal tumbuh kembang anak sejak dini terutama dalam mencegah stunting. Kegiatan seperti ini akan terus dilakukan oleh Majelis Kesehatan PC Aisyiyah Sananwetan dengan harapan dapat memberikan pengaruh positif dan memberikan perlindungan bagi kesehatan anak.
Defi Eko Saputri juga menekankan bahwa hanya melalui kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait seperti rumah sakit, perusahaan maupun individu yang memiliki niat baik seperti KL LAZISMU RS Islam Aminah Blitar, maka hal yang besar seperti mencegah stunting pada anak dapat terwujud. “Kami harap kegiatan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat serta dapat menjadi contoh bagi masyarakat khususnya para orang tua, dalam mendukung upaya pemerintah dalam mengatasi stunting di Indonesia,” ujar Defi.